Gaza, kota yang luasnya cuma sepetak itu, belum jua lepas dirundung derita. Detik demi detik, rakyat di kota yang nyaris tinggal puing-puing, hidup di bawah desingan peluru dan di tengah dentuman bom susul menyusul yang ditembakkan tentara pengecut zionis. Tak ada ruang bagi mereka untuk menyembunyikan nyawanya, kecuali di balik kulit tipis yang membalut tubuhnya yang kurus kering.
Sudah bertahun-tahun lamanya mereka �di penjara�, baik oleh rezim penindas zionis maupun anteknya, Mesir. Setiap saat mereka ditembaki. Disiksa. Diperkosa. Dibiarkan lapar dan haus. Dibantai tanpa ampun. Diintimidasi. Diteror. Difitnah. Dikepung. Diblokade. Dikriminalisasi. Dilecehkan. Diinjak-injak. Diasingkan. Dinormalisasi sebagai objek pembunuhan. Didegradasi hingga sebatas �binatang�. Digiring beramai-ramai ke liang lahat yang tak layak sekalipun untuk mengubur binatang paling menjijikan.
Betapa bejat, hey, kau Zionis! Benar-benar kesulitan saya mencari kata yang tepat untuk menyebut kalian. Tak satupun kata dalam kamus, yang paling sadis sekalipun, yang memadai untuk mengistilahkan siapa, atau malah �apa�, kalian itu. Kalian benar-benar jauh lebih brutal dan lebih anti-manusia dari zombi paling lapar daging busuk sekalipun. Bahkan, kotoran manusia, kalian lahap juga.
Sekarang, layaknya burung pemakan bangkai, pesta pora kalian di atas tumpukan mayat manusia di Gaza, kalian jeda dengan mengerubuti sekumpulan bayi tidak berdaya yang sedang berkerumun di geladak kapal kecil kemanusiaan. Bayi-bayi mungil dan lucu itu sedang berlayar ke Gaza untuk sekadar menyerahkan bantuan tak seberapa dan memberi dukungan pada rakyat Gaza untuk tegar menghadapi teror dan serangan mesin-mesin perang para pembunuh terkejam bernama Zionis. Tanpa senjata, dan sepenuhnya misi kemanusiaan, kapal mereka yang berlogo Mavi Marmara, dikepung dan dibajak tanpa ampun. Tapi, tuduhannya tetap; mereka bersenjata dan tentara �penakut� zionis balas menembak. Ya, mereka memang bersenjata. Tapi senjata mereka bukan butir-butir peluru timah panas atau rudal-rudal canggih. Seperti rakyat Gaza, mereka mempersenjatai diri dengan spirit kemanusiaan, tekad yang membaja, dan keberanian untuk mati demi membela kaum yang lemah.
Saat saya menuangkan kemurkaan dalam tulisan ini, drama penyergapan mendadak itu masih berlangsung. Dari tayangan berita, terlihat beberapa tentara zionis merangsek masuk ke atas kapal, baik lewat helikopter maupun kapal laut cepat. Sikap arogan mereka benar-benar menjijikan. Sambil menodongkan senjata tempurnya yang mematikan, mereka berteriak-teriak dan menyemburkan sumpah serapah. Beberapa relawan berusaha mencegat mereka yang berusaha mendobrak pintu masuk ke ruang dalam kapal. Tak ayal, moncong bedil otomatis para pembajak itupun menyalak, memuntahkan beberapa proyektil tajam tak berperasaan yang langsung bersarang di tubuh beberapa relawan. Sekitar 50 orang di antaranya langsung ambruk ke lantai, dengan 20 di antaranya tewas seketika.
Rakyat Gaza dan semua pihak internasional yang terlibat dalam jaringan solidaritas kemanusiaan kini langsung vis-�-vis rezim paling bengis dalam sejarah ini. Hanya ada satu jalan: lawan zionis dengan segala cara dan dari setiap celah yang mungkin. Sejarah mendukung kalian. Sejarah sudah terlalu muak menyaksikan panggungnya dijadikan ajang pembantaian, drama sadisme, dan kekejaman tak terperi yang dilakoni zionis Israel. Sejarah yang terkenal bertangan besi, sudah memaklumatkan tekadnya; mengenyahkan zionisme dan antek-anteknya dari muka bumi, sekali dan untuk selamanya. [dan/IPABI]
Note: Only a member of this blog may post a comment.