Langganan Artikel

Wednesday, December 28, 2016

Adi Setiyono

BIMA : Izinkan saya menyebut nama seorang perempuan: Niken Lara Yuwati

Izinkan saya menyebut nama seorang perempuan: Niken Lara Yuwati.




Barangkali tidak banyak yang mengenal nama di atas. Tapi sosok wanita agung ini ada di balik dua perang besar; yang satu nyaris membangkrutkan VOC pada 1746-1755; yang satu lagi nyaris membangkrutkan pemerintahan jajahan Hindia-Belanda pada 1825-1830.

Niken Lara Yuwati, cucu Sultan Bima, Abdul Kahir I itu, lebih masyhur dikenal sebagai Ratu Ageng Tegalreja, permaisuri Sultan Hamengkubuwana I (1755-1792).



Beliau terampil berkuda, ahli menggunakan patrem (keris kecil), jitu dalam memanah, dan tahan mengarungi perjalanan panjang. Pada Perang Giyanti, dia mendampingi gerilya suaminya menempuh medan yang amat berat di bentangan Jawa Tengah hingga Jawa Timur.

Dalam masa prihatin itu, di tengah hutan lereng Gunung Sindoro beliau melahirkan sang putra yang kelak menjadi Sultan Hamengkubuwana II. Beliau pula memimpin bregada prajurit putri, satu-satunya kesatuan yang peragaan perangnya membuat Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels sangat terkesan dalam kunjungannya ke Yogyakarta semasa pemerintahan putranya.

Setelah merasa jalan perjuangan putranya tak segaris dengan almarhum suami tercinta, wanita baja ini memilih mengundurkan diri ke Tegalreja, membuka persawahan makmur dan menampung para 'ulama serta santri.

Diasuh pula olehnya sang buyut yang lahir pada 1785, Bendara Raden Mas Musthahar yang kelak dikenal sebagai Dipanegara. Di bawah bimbingan nenek yang shalihah ini, Dipanegara tumbuh sebagai pangeran santri yang kelak mengobarkan jihad akbar untuk tegaknya agama di Jawa.

Yogyakarta, Jawa, bahkan seluruh negeri ini, berhutang besar pada seorang srikandi dari Kesultanan Bima, di pulau Sumbawa. Kini saatnya kita hulurkan tangan kita ke Bima, mengirimkan cinta pada yang termusibah di sana.


Salim A. Fillah (@salimafillah) | Twitter



Relawan Masjid Indonesia mengajak kita berbagi melalui rekening Bank Muamalat Indonesia no. 532-000-7234 an. Masjid Jogokariyan. Konfirmasi ke no: 0858 7860 3556. Jazakumullahu khayran.


Sumber | republished by (YM) Yes Muslim !

Note: Only a member of this blog may post a comment.